Saturday, July 26, 2008

BARAKAH

Barakah, begitu kata yang ditulis dalam preambule UUD 1945, 'atas Berkat Rahmat Allah', sebagai awal tahu diri kepada Tuhan, dalam membentuk Negara baru, bebas dari kolonial, melihat kedepan sebagai visi mengantarkan Bangsa Indonesia menuju kemerdekaan dan mengatur bangsa dan negara agar menjadi bangsa yang selamat, mulia dan terhormat dimata dunia dan dihadapan Tuhan. Begitu pula ajaran berdoa sebelum makan juga memohon dengan Ya Allah berkahilah segala rizki yang engkau berikan, dan jauhkanlah kami dari Neraka. Doa orang menikah 'Semoga Allah Memberkati kalian berdua, dang menyatukan dalam kebaikan. Sampai pemuda muslim mengarang buku best seller 'Pernikahan Barakah'. Presiden mesir dikasih nama oleh orang tuanya 'Husni Mubarak: kebaikanku yang diberkahi'. Seorang pendeta lmpor pasti akan bilang 'God Bless U'. Pendeta lokal bilang setelah mendapat rizqi 'ini berkat dari Tuhan'. Nama warung bakso, Warung Telkom, tetangga saya juga dan yang berlabel Barokah. Bahkan tokopun tak kalah menggunakan plang 'Barokah Jaya'. Hingga 'Wong Jowo' memberikan nama nasi kenduri yang telah dibacakan doa untuk selamatan menyebutnya 'Sego Berkat'. Brand Barakah adalah berasal dari Bahasa Arab yang diajarkan dalam agama Islam 14 Abad lalu cukup sangat laku keras. Orang indonesia memakainya dalam segala lini kehidupan, dari urusan remeh seperti makanan minuman ringan pengisi perut, urusan sedang seperti perkawinan, hingga urusan terberat mendirikan Negara Indonesia Merdeka. Luar Biasa sekali kata 'Barakah' menyentuh semua bagian dan sendi kehidupan umat manusia. Frekuensi penggunaan kata barakah yang sangat tinggi, membuat kita terkadang kurang menyadari makna dan 'the soul' kata sederhana ini. Olehkarena itu, sejenak kita menahan nafas lalu mengeluarkan udara lewat mulut kita sambil mengingat Tuhan Semesta Alam yang telah mewahyukan lafadz 'Barakah' kepada Messenger Pamungkasnya 'Muhammad. SAW. hingga membumi, untuk mendalamkan fikiran memahami arti 'Barakah'. Sebagian Scholar atau Tokoh Agama mengidentikankan dengan 'az-ziyah fil-khair atau bertambahnya kebaikan'. Perumpamaan mendapat rizki melimpah tetapi lupa berzakat atau bersedekah kemudian anggota keluarganya sering sakit, mereka berpendapat tambahan rizkinya belum barakah. Seseorang menikah menjadi semakin jarang beribadah, bisa jadi ada yang salah atau belum mencapai pernikahan barakah. kemudian negara yang kaya raya seperti indonesia, tetapi semakin payah dlam hal ekonomi,sehingga banyak aset dolar dan rupiah di bawa lari penjajah dengan kedok privatisasi BUMN plat merah seperti indosat, telkomsel, dan bahkan para wanita berpendidikan rendah diboyong sebagai tkw modus kolonial baru, perubahan dari eksploitasi primitif yaitu rempah-rempah. Sehingga kata barakah yang sudah mewabahi negeri kita ini, apakah masih bisa menenpel di depan dan belakan bemper 'Mobil' merek Indonesia? atau masih menghiasi baju kita? hanya kita yang tau setebal apa lem yang merekatkan papan Barakah. Bgmn menurut anda?

4 comments:

Anonymous said...

ketika saya mondok di pp. mambaul maarif teringant di perintah ustad untuk membelikan minuman kaleng 'sprite', yang diminung sang.guru pada waktu mengaji. setelah pengajian usai, para santri rebutan meminum sisa air yang ada dalam botol kaleng tersebut, sesekali sambil bergantian dibagi rata antara pengalap (pecari barokah), tapi karena kemantapan dan keyakinan: meminumnya serasa begitu nikmat dan bahagia. Ya,akhi

Anonymous said...

seorang sopir takut kualat kepada kiai, karena pada waktu mengantar kiai pada acara pengajian, semua hadirin dan para santri berebut menyalami sopir tersebut. pasalnya sang sopir memakai pakian pemberian sang kiai, kopyah haji lengkap dengan serban putih dan tasbih kayu. sedangkan kiyai cuma memakai baju koko tanpa serban. setelah naik ke mimbar pengajian, sang kiai tak mau mengecewakan hadirin. disebut oleh kiai bahwa sopir tersebut adalah gus yang merupakan putera kia sepuh. sehingga masyarakat pun tidak tau kalau mereka salah mencium atnagn sang sopir. dian

Anonymous said...

bang minta barokahnya ya jangan kelupaan lhoo

Den Suluh said...

Barokah... Barokah... Barokah... Siapa mau ??? Barokah yang ini lain daripada yang lain lho..... Apa hayo ???